Bahasa
Pemrograman
Bahasa pemrograman adalah bahasa yang menjadi sarana manusia untuk
berkomunikasi dengan komputer. Pikiran manusia yang tidak terstruktur harus dibuat terstruktur
agar bisa berkomunikasi dengan komputer. Komputer memerlukan kepastian
dan logika yang benar untuk dapat melakukan suatu instruksi tertentu. Untuk itu
diperlukan algoritma yg baik dan benar.
Penggolongan
bahasa pemrograman berdasarkan tingkat ketergantungannya dengan mesin :
Bahasa
Mesin
Bahasa mesin adalah bahasa yang berisi kode-kode mesin yang hanya dapat diinterpretasikan langsung oleh mesin
komputer. Bahasa
mesin sering juga disebut native code (sangat tergantung pada mesin tertentu).
Bahasa ini merupakan bahasa level terendah dan berupa kode biner 0 dan 1.
Sekumpulan instruksi dalam bahasa mesin dapat membentuk microcode (semacam
prosedur dalam bahasa mesin).
Contoh:
untuk
mesin IBM/370
0001100000110101
= 1835
yang
berarti mengkopikan isi register 5 ke register 3
Keuntungan
: Eksekusi cepat
Kerugian
: Sangat sulit dipelajari manusia
Bahasa
Assembly (Mnemonic Code)
Merupakan bentuk simbolik dari bahasa mesin, dianggap
sebagai bahasa pemrograman yang pertama kali berbentuk string dan lebih mudah
dimengerti manusia.
Setiap kode bahasa mesin memiliki simbol sendiri dalam bahasa assembly.
Misalnya ADD untuk penjumlahan, MUL untuk perkalian, SUB
untuk pengurangan, dan lain-lain.
Sekumpulan kode - kode bahasa assembly dapat membentuk makroinstruksi.
Bahasa assembly juga memiliki program pendebug-nya, tidak seperti bahasa mesin.
Misalnya: Turbo Assembler dan debug pada DOS.
Assembler akan mencocokkan token simbol dari awal s/d akhir,
kemudian dikodekan menjadi bahasa mesin.
Ke
lebihan : Eksekusi cepat, masih bisa dipelajari daripada bahasa mesin,
file hasil sangat kecil.
Kekurangan :
Tetap sulit dipelajari, program sangat panjang.
Bahasa
Tingkat Tinggi (High Level Language) / user oriented
Bahasa ini lebih dekat dengan bahasa manusia. Bahasa ini
juga memberikan banyak sekali fasilitas kemudahan pembuatan program, misalnya:
variabel, tipe data, konstanta, struktur kontrol, loop, fungsi, prosedur dan
lain-lain. Contoh: Pascal, Basic, C++, dan Java. Mendukung information hiding, enkapsulasi, dan
abstract data type.
Bahasa Tingkat tinggi memiliki generasi, misalnya generasi
ke-3 (Pascal, C/C++) dan generasi ke-4 (Delphi, VB, VB.NET, Visual Foxpro)
Keuntungan
: - Mudah dipelajari
- Mendekati permasalahan yang akan dipecahkan
- Kode program pendek
Kerugian
: Eksekusi lambat
Bahasa
yang berorientasi pada masalah spesifik (specific problem oriented).
Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan langsung untuk memecahkan suatu masalah
tertentu.
Contoh
: SQL untuk aplikasi database, COGO untuk aplikasi teknik sipil, Regex untuk
mencocokkan pola pada string tertentu, MatLab untuk matematika, dll.
Bahasa problem oriented kadang digolongkan ke dalam bahasa
tingkat tinggi.
Translator
Translator (penerjemah) melakukan pengubahan source code
/ source program (program sumber) ke dalam target code / object code /
object program (program objek).
Source code ditulis dalam bahasa sumber, object code berupa
bahasa pemrograman lain / bahasa mesin pada suatu komputer.
Jadi penerjemah membaca suatu program yang ditulis dalam
bahasa sumber dan menerjemahkan bahasa sumber ke dalam suatu bahasa lain.
Saat melakukan proses penerjemahan, penerjemah akan
melaporkan adanya keanehan/kesalahan yang mungkin diketemukan.
Ada
beberapa macam translator, yaitu :
Assembler
Source
code adalah bahasa assembly, object code adalah bahasa mesin
contoh
: Turbo Assembler, Macro Assembler
Interpreter
Input berupa source code yaitu bahasa scripting seperti PHP,
Basic, Perl, Javascript, ASP, Java bytecode, Basic, Matlab, Matematica, Ruby.
Interpreter tidak menghasilkan object code. Hanya
menghasilkan translasi internal. Input dapat berasal dari source code maupun
dari inputan program dari user. Source code dan inputan data user diproses pada
saat yang bersamaan.
Pada interpreter, program tidak harus dianalisis
seluruhnya dulu, tapi bersamaan dengan jalannya program.
Keuntungan
: mudah bagi user, debuging cepat
Kekurangan
: eksekusi program lambat, tidak langsung menjadi program executable.
Kompilator (Compiler)
Istilah compiler muncul karena dulu ada program yang
menggunakan subrutin-subrutin atau pustaka-pustaka untuk keperluan yang sangat
khusus yang dikumpulkan menjadi satu sehingga diistilahkan compiled.
Input berupa source code program seperti Pascal, C,
C++. Object code adalah bahasa assembly. Source code dan data input diproses
pada saat yang berbeda.
Compile time adalah saat pengubahan dari source code menjadi object code.
Runtime adalah saat eksekusi object code dan mungkin menerima input data
dari user. Output : bahasa assembly. Kemudian oleh linker dihasilkan file EXE.
Kekurangan
: debugging lebih lambat
Keuntungan
: eksekusi program lebih cepat, menghasilkan file executable yang
berdiri sendiri.
Tahap–tahap
Kompilasi
Kompilator (compiler) adalah sebuah program yang
membaca suatu program yang ditulis dalam suatu bahasa sumber (source
language) dan menterjemah-kannya ke dalam suatu bahasa sasaran (target
language).
Proses kompilasi dikelompokan ke dalam dua kelompok besar:
1. Tahap Analisa (Front-end)
Menganalisis
source code dan memecahnya menjadi bagian-bagian dasarnya. Menghasilkan kode
level menengah dari source code input yang ada.
2.
Tahap Sintesa (Back-end)
Membangun program sasaran yang diinginkan dari bentuk
antara.
Tahap-tahap yang harus dilalui pada saat mengkompilasi
program, yaitu:
1. Analisa Leksikal
2. Analisa Sintaks
Tahap
analisa (front-end)
3. Analisa Semantik
4. Pembangkit Kode Antara
5. Code optimization
Tahap
sintesa (back-end)
6. Object code generation
Keterangan
:
-
Analisa Leksikal (scanner)
Berfungsi
memecah teks program sumber menjadi bagian-bagian
kecil yang mempunyai satu arti yang disebut token, seperti : konstanta, nama
variabel, keyword, operator.
-
Analisa Sintaks(parser)
Berfungsi
mengambil program sumber (sudah dalam bentuk barisan
token) dan menentukan kedudukan masing-masing token berdasarkan aturan
sintaksnya dan memeriksa kebenaran dan urutan kemunculan token.
-
Analisa Semantik
Berfungsi menentukan validitas
semantiks/keberartian program sumber. Biasanya
bagian ini digabung dengan Pembangkit kode antara (intermediate code generator).
-
Pembangkit Kode Antara
Berfungsi membangkitkan kode antara.
Berfungsi mengefisienkan kode antara yang dibentuk.
-
Code generator
Berfungsi
membangkitkan kode program target dalam bahasa target
yang ekivalen dengan bahasa sumber .
-
Symbol table management
Berfungsi
mengelola tabel simbol selama proses kompilasi. Tabel simbol adalah struktur data yang memuat record untuk tiap
identifier dengan atribut-atribut identifier itu.
Contoh
:
pernyataan pemberian nilai (assignment) :
position := initial + rate * 60
Lexical
analysis
Mengelompokkan pernyataan tersebut menjadi token-token
sebagai berikut :
1. Token identifier position
2. Token simbol assignment :=
3. Token identifier initial
4. Token tanda plus +
5. Token identifier rate
6. Token tanda perkalian *
7. Token konstanta angka 60
Ketika
identifier pada program sumber ditemukan lexical analyzer, identifier
dimasukkan ke tabel simbol.
position := initial + rate * 60
diubah
menjadi
id1 := id2 + id3 * 60
Syntax
analysis
Memparsing
atau membentuk pohon sintaks pernyataan, yaitu :
Semantic
analysis
Memeriksa kebenaran arti program sumber, mengumpulkan
informasi tipe bagi tahap berikutnya. Tahap ini menggunakan pohon sintaks tahap
syntax analysis untuk identifikasi operator dan operand suatu ekspresi
dan kalimat. Komponen penting analisis semantik adalah pemeriksaan tipe,
memeriksa operator yang harus mempunyai operand yang diijinkan oleh spesifikasi
bahasa sumber.
Karena
misal adanya pernyataan deklarasi di awal :
var
position,
initial, rate : real
Maka
konstanta 60 dikonversi menjadi real dengan fungsi inttoreal(60) menjadi
konstanta bilangan real.
Intermediate
Code Generator
Intermediate code adalah representasi perantara antara
bentuk bahasa tingkat tinggi dengan bahasa mesin. Karena pada level berikutnya
masih akan dilakukan optimasi, maka perlu dibuat representasi yang memudahkan
optimasi, yang bukan merupakan bahasa mesin.
temp1 :=
inttoreal(60)
temp2 :=
id3 * temp1
temp3 :=
id2 + temp2
id1 :=
temp3
Code
Optimization
Tahap code optimization proses identifikasi dan membuang
operasi-operasi yang tidak perlu dari intermediate code generation untuk
penyederhanaan sehingga nantinya kode mesin hasil menjadi lebih cepat.
Kode-kode tersebut dioptimasi menjadi :
Temp1 :=
id3 * 60.0
Id1 := id1
+ temp1
Code
Generator
Tahap akhir kompilator adalah pembangkitan kode target/objek
dan biasanya kode mesin atau assembly yang dapat direlokasi. Pembangkitan kode
sangat bergantung pada mesin yang dipakai, misal :
MOVF id3,
R2
MULF
#60.0, R2
MOVF id2,
R1
ADDF R2,
R1
MOVF R1,
id1
Preprocessor
Preprocessor adalah suatu program khusus menanggulangi terjadinya
beberapa modul yang terpisah saat melakukan penulisan bahasa sumber menjadi
beberapa file ke dalam suatu program baru. Suatu Preprocessor menghasilkan suatu
input bagi suatu kompilator. Hal ini mungkin dilakukan oleh suatu kompilator
antara lain:
· Pemrosesan Makro
Makro
yang merupakan kependekan dari suatu bagian program yang lebih panjang
memungkinkan penulis program untuk memperpendek program yang ditulisnya. Dalam
hal ini perlu dilakukan dua hal :
a.
Mendefinisikan makro yang digunakan.
Parameter
yang didefinisikan pada makro disebut dengan parameter formal.
b.
Melakukan pemanggilan makro yang
mungkin juga mengandung beberapa parameter. Sedangkan parameter yang digunakan
untuk memanggil makro disebut dengan paramater actual.
· Pengikutsertaan berkas (File
Inclusion)
Suatu
Preprocessor memungkinkan diikutsertakannya beberapa berkas program yang telah
ditulis sebelumnya ke dalam program yang sedang ditulis. Biasanya berkas
program yang ditulis sebelumnya merupakan segmen program yang sekali digunakan,
banyak manfaatnya dan sering terjadi sudah merupakan bagian dari sistem bahasa
yang digunakan.
Misalnya pada bahasa C, isi dari berkas global.h dapat diikutsertakan dalam program yang sedang ditulis dengan menggunakan perintah #include global.h.
Misalnya pada bahasa C, isi dari berkas global.h dapat diikutsertakan dalam program yang sedang ditulis dengan menggunakan perintah #include global.h.
·
Preprocessor Rasional
Preprocessor
ini memberikan kemampuan baru dari suatu bahasa dengan fasilitas pengendalian
aliran (flow-of-control) atau struktur data yang lebih baik. Misalnya dengan
menambahkan kemampuan perintah while, if-then-else pada bahasa yang pada
mulanya tidak mempunyai fasilitas tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan makro yang sudah ada dalam bahasa tersebut.
· Perluasan Bahasa
Preprocessor
ini memungkinkan suatu bahasa untuk berinteraksi dengan sistem atau bahasa
lainnya. Misalnya pada bahasa C yang ditambahkan kemampuannya untk dapat
mengakses data dalam suatu database. Untuk itu praprosesor memungkinkan
menggunakan tanda ## yang menyatakan bahwa bagian ini bukan merupakan bagian
dari bahasa C, tetapi berhubungan dengan sistem suatu paket database lain yang
sudah baku. Dengan demikian bagian ini akan diterjemahkan kedalam pemanggilan
procedure untuk melakukan akses database.
Mutu
Compiler
a.
Kecepatan dan waktu proses kompilasi
Hal
ini tergantung dari algoritma untuk menulis kompiler itu dan kompiler
pengkompilasi.
b. Mutu program objek
Dilihat dari ukuran dan kecepatan
eksekusi program.
c. Integrated Development
Environtment (IDE)
Fasilitas-fasilitas
terintegrasi yang dimiliki oleh kompiler. Misalnya untuk debugging, editing,
dan testing. Contoh : bandingkan antara compiler Pascal dan Clipper.
Bootstrap
Metode Bootstrap dikembangkan oleh Nikolaus Writh, penulis bahasa Pascal. Metode
Bootstrap adalah pembuatan kompilator secara bertingkat.
Metode ini menganggap bahwa C dibangun dengan Assembly, B
dibangun dengan C, dan A dibangun dengan B. Jadi compiler dapat dibangan secara
keseluruhannya dengan bahasa-bahasa sebelumnya. Metode Bootstrap berarti
menulis suatu bahasa dengan kompiler versi sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar