Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan
Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 52 tahun)
adalah seorang Penyanyi
beraliran balada dan Country yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia.
Lewat
lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia pada akhir tahun
1970-an hingga sekarang, kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu
sendiri. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante
Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana,
Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang
di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang
dibawakannya. Namun demikian, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya
sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain.
Iwan yang juga
sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat
Nasional dan Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk
pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik).
Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.
Kharisma
seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'.
Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh nusantara.
Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal
16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang
Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan OI. Yayasan ini mewadahi aktivitas para
penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui di setiap
penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke mancanegara.[rujukan?]
Daftar isi
- 1 Biografi
- 2 Pendidikan
- 3 Diskografi
- 3.1 Album
- 3.2 Single
- 3.3 Single Hits yang dibawakan penyanyi lain
- 3.4 Film
- 3.5 Lagu yang tidak beredar
- 4 Penghargaan
- 5 Iklan
- 6 Pranala luar
- 7 Referensi
Biografi
Masa kecil
Iwan Fals atau yang biasa kita kenal sebagai Iwan dihabiskan di Bandung,
kemudian di Jeddah,
Arab Saudi,
selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah di usianya yang ke-13 tahun, saat
Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak
masih muda atau belum tua bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya
bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalam paduan
suara sekolah.
Selanjutnya,
datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu
menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama
bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, dan Bambang Bule yang tergabung
dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali
menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para
kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.
Setelah
dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor.
Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna,
dan Nana Krip serta diproduksi
oleh ABC Records, tapi juga gagal
dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan
Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke
Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan
digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya
ditangani oleh Willy Soemantri.
Iwan tetap
menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi
rumah-rumah satu demi satu, kadang di Pasar Kaget atau Blok M.
Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai
tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987.
Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat
ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen
langsung dihentikan.
Selama Orde Baru,
banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat
pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada
awal kariernya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan terhadap
pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada
masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih
tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual
bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga
tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.[rujukan?]
Rekaman
lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah
stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah
menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan
dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik
lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.[rujukan?]
Beberapa konser musiknya pada tahun '80-an juga sempat disabotase dengan cara
memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena
Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.
Pada bulan
April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat
ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi
Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru.
Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror.[rujukan?] Hanya
segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini,
dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.
Saat
bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan
semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat
fenomenal. Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung
dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh
oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa
saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan
termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.[rujukan?]
Setelah
kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir,
dan di sela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan
Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo
yang dikerjakan bersama sebagian mantan personel SWAMI.
Sejak
meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki
kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap
pengerjaan album maupun konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yang
digunakan baik oleh Iwan fals maupun band-nya pada setiap penampilan di
depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas
tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya,
Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang
untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk
tertentu.[rujukan?]
Keluarga
Iwan lahir
dari pasangan Lies (ibu) dan Kolonel Anumerta Sucipto (ayah). Iwan menikahi
Rosana yang akrab disapa "Mbak Yos", hasil dari pernikahannya Iwan
memiliki tiga anak yaitu, Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu
Bassae, dan Raya Rambu Rabbani.
Galang
mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang
ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trademark ayahnya. Galang
kemudian menjadi gitaris kelompok BUNGA dan sempat
merilis satu album perdana menjelang kematiannya tahun 1997.
Setelah
Meninggalnya Galang Rambu Anarki lalu Iwan Fals Mendirikan Sebuah Ormas
Berbentuk Fans yaitu OI (Orang Indonesia)
Nama Galang
juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada
album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang
tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1982
yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1982).
Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan
sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya
Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anisa pada tahun 1986.
Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun
dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal
menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal,
pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa.
Galang Rambu
Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas
bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di
pekarangan rumah Iwan Fals di desa Kp.
Leuwinanggung No. 19 Tapos, Depok Jawa Barat.
Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih
bela diri. Pada tahun 1999, Iwan berkolaborasi dengan Farid Bento. Pada tahun
2002, Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri. Dia
pun mulai bangkit dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi
Saja yang bercerita tentang kehilangan Galang. Pada lagu ini istri Iwan
Fals (Ros) juga ikut menyumbangkan suaranya.
Sejak
meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusik
Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan tidak seliar dahulu. Lirik-lirik
lagunya terkesan lebih dewasa dan puitis.[rujukan?] Iwan
Fals juga sempat membawakan lagu-lagu bertema cinta baik karangannya sendiri maupun
dari orang lain.
Pada tanggal
22 Januari 2003, Iwan Fals dianugerahi seorang anak lelaki yang diberi nama
Raya Rambu Rabbani. Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti
almarhum Galang Rambu Anarki dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik
seorang Iwan Fals.[rujukan?]
Di luar
musik dan lirik, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya
meninggal dunia, Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul.
Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir
juga kumis dan jenggotnya dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering
menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan
publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering
memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak
teratur dan kumis tebal.
Peranan
istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rosana menjadi
manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak.
Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Fals lebih profesional dalam
berkarier.
Pendidikan
- SMPN 5 Bandung, Jawa Barat
- SMAK BPK Bandung
- STP (Sekolah Tinggi Publisistik, sekarang IISIP)
- Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
Diskografi
Iwan Fals
pada cover majalah Rolling Stone Mei 2007
Tidak
seluruh album yang dikeluarkan Iwan Fals berisi lagu baru. Pada tahun-tahun
terakhir, Iwan Fals sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik
dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Pada tahun-tahun terakhir
ini pula Iwan Fals lebih banyak memilih berkolaborasi dengan musisi muda
berbakat.
Banyak lagu
Iwan Fals yang tidak dijual secara bebas. Lagu-lagu tersebut menjadi koleksi
ekslusif para penggemarnya dan kebanyakan direkam secara live. Beberapa
lagu Iwan Fals yang tidak dikomersialkan seperti lagu 'Pulanglah' yang
didedikasikan khusus untuk almarhum Munir ternyata sangat digemari yang akhirnya direkam ulang dan
dimasukkan ke dalam album 50:50 yang beredar pada tahun 2007.
Album
- Canda Dalam Nada (1978)
- Canda Dalam Ronda (1979)
- Perjalanan (1979)
- 3 Bulan (1980)
- Sarjana Muda (1981)
- Opini (1982)
- Sumbang (1983)
- Barang Antik (1984)
- Sugali (1984)
- KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985)
- Sore Tugu Pancoran (1985)
- Aku Sayang Kamu (1986)
- Ethiopia (1986)
- Lancar (1987)
- Wakil Rakyat (1987)
- 1910 (1988)
- Mata Dewa (1989)
- Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1989)
- Swami I (1989)
- Kantata Takwa (1990)
- Cikal (1991)
- Swami II (1991)
- Belum Ada Judul (1992)
- Hijau (1992)
- Dalbo (1993)
- Anak Wayang (1994)
- Orang Gila (1994)
- Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996)
- Kantata Samsara (1998)
- Best of the Best Iwan Fals (2000)
- Suara Hati (2002)
- In Collaboration with (2003)
- Manusia Setengah Dewa (2004)
- Iwan Fals in Love (2005)
- 50:50 (2007)
- Untukmu Terkasih (2009) - mini album
- Keseimbangan - Iwan Fals (2010)
- Tergila-gila (2011)
- Raya (2013)
Single
- Serenade (bersama Ritta Rubby) (1984)
- Kemesraan (bersama artis Musica) (1988)
- Percayalah Kasih (bersama Jockie Surjoprajogo dan Vina Panduwinata)
- Terminal (bersama Franky S.) (1994)
- Mata Hati (bersama Ian Antono) (1995)
- Orang Pinggiran (bersama Franky S.) (1995)
- Katakan Kita Rasakan (bersama artis Musica)
- Di Bawah Tiang Bendera (bersama artis Musica) (1996)
- Haruskah Pergi (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
- Selancar (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
- Tanam Tanam Siram Siram (Kampanye Indonesia Menanam) (2006)
- Marilah Kemari (Tribute to Titiek Puspa) (2006)
- Aku Milikmu (Original Soundtrack Lovers/Kekasih) (2008)
Single Hits yang dibawakan penyanyi lain
- Maaf (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
- Belailah (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
- Trauma (dibawakan oleh God Bless) (1988)
- Damai yang Hilang (dibawakan oleh God Bless) (1988)
- Orang dalam Kaca (dibawakan oleh God Bless) (1988)
- Pak Tua (dibawakan oleh grup band Elpamas) (1991)
- Oh (dibawakan oleh Fajar Budiman) (1994)
- Nyanyian Laut (dibawakan Nicky Astria)
- Menangis (dibawakan oleh Franky S.)
- Bunga Kehidupan (dibawakan oleh artis Musica)
- Air Mata Api (dibawakan oleh Superman Is Dead) (2012)
- Serenade dibawakan oleh Steven N Coconut Treez dan berubah judul menjadi Sere
Album
Kompilasi
* Tragedi 1.Ada Lagi Yang Mati,2.Kuli
Jalan,3.Puing,4.Columbia,5.Timur Tengah 1,6. Azan Subuh Masih Ditelinga,7.Timur
Tengah II,8.Libur Kecil kaum Kusam,9.Berandal Malam Dibangku
Terminal,10.Nelayan,11.Ethiopia,12.Celoteh Camar Tolol,13.1910
* Banjo
& Harmonika 1.Oemar
Bakri,2.Obat Awet Muda,3.Ambulance Zig Zag,4.Barang Antik,5.Isi Rimba Tak Ada
tempat Berpijak,6.Tarmijah & Problemanya,7.Ujung Aspal Pondok
Gede,8.Opiniku,9.Tince Sukarti Binti Mahmud,10.Berapa,11.Nenekku Okem,12. Tante
Lisa,13.Kota,14.Lancar,15.Kuli Jalan
- Celoteh-celoteh
- Celoteh-celoteh 2
- Country
- Tembang Cinta (1990)
- Akustik
- Akustik Ke-2 (1997)
- Salam Reformasi (1998)
- Salam Reformasi 2 (1999)
- Prihatin (2000)
Film
- Damai Kami Sepanjang Hari (1985)
- Kantata Takwa (film) (1990)
- Kekasih (2008) - cameo
Lagu yang tidak beredar
- Demokrasi Nasi (1978)
- Semar Mendem (1978)
- Pola Sederhana (Anak Cendana) (1978)
- Mbak Tini (1978)
- Siti Sang Bidadari (1978)
- Kisah Sapi Malam (1978)
- Mince Makelar (1978)
- Luka Lama (1984)
- Anissa (1986)
- Biarkan Indonesia Tanpa Koran (1986)
- Oh Indonesia (1992)
- Imelda Mardun (1992)
- Maumere (1993)
- Joned (1993)
- Mesin Mesin Pembunuh (1994)
- Suara dari Jalanan (1996)
- Demokrasi Otoriter (1996)
- Pemandangan (1996)
- Jambore Wisata (1996)
- Aku Tak Punya Apa-Apa (1997)
- Cerita Lama Tiananmen (1998)
- Serdadu dan Kutil (1998)
- 15 Juta (1998)
- Mencari Kata-Kata (1998)
- Malam Sunyi (1999)
- Sketsa Setan yang Bisu (2000)
- Indonesiaku (2001)
- Kemarau (2003)
- Lagu Sedih (2003)
- Kembali ke Masa Lalu (2003)
- Harapan Tak Boleh Mati (2004)
- Saat Minggu Masih Pagi (2004)
- Repot Nasi/Sami Mawon (2005)
- Hari Raya Bumi (2007)
- Berita Cuaca (2008)
- Paman Zam
- Kapal Bau Pesing
- Makna Hidup Ini
- Selamat Tinggal Ramadhan
- Nyatakan Saja
- Berputar Putar
- Air dan Batu
- Lagu Pegangan
- Semut Api dan Cacing Kecil
- Kata-Kata
- Peniti Benang
- Pukul Dua Malam
- Curiga
- Penjara
- Belatung
- Dulu Sekarang dan Selama Nya
- Bunga Kayu Di Beranda
- Nyanyian Sopir
- Bunga Hitam
- Aku Bergelora
- Suara dari Jalanan
- Pepaya
- Ibuku Matahariku
- Si Gembala Sapi (Babadotan)
- Harapan Tak Boleh Mati
- Oh
- Bersatulah
- Join In Jeans & Jackets
- Indonesia Pusaka
- Pondokku
- Reformasi
- Tuhan
- Kasih Jangan Kau Pergi (Ft. Bunga)
- Gila (Ft. Bunga)
- Maling Budiman
- Serpihan Surga Pagar Alam
- Tanah Air Udara dan Api (live)
- Komunitas Tiga Rambu (live)
- Birokrasi Semut
- Rumi Sang Pencerah (Juni 2011)
- Hentikan! (2011)
- Isyarat (2011)
- Gugusan Bintang (2011)
- Garong Wan Takuup (2011)
- Cenis Cenos (1990)
- Polteng "Polisi Tengik" (2012-Lagu Jamming bersama Komunitas OI yang belum sempat direkam)
Penghargaan
- Juara I Festival Musik Country (1980).
- Gold record, lagu Oemar Bakri, PT Musica Studio's.
- Silver record, penyanyi & pencipta lagu Ethiopia, PT Musica Studio's.
- Penghargaan prestasi artis HDX 1987 - 1988, pencipta lagu Buku Ini Aku Pinjam.
- Penyanyi Pujaan, BASF, (1989).
- The best selling, album Mata Dewa, BASF, 1988 - 1989.
- Konser Dengan Penonton Terbesar Sepanjang Masa Tahun (1991) di Stadion Utama Gelora Bung Karno senayan. Tercatat 150.000 Penonton Memadati Stadion. Bahkan Ada yang Naik ke Atap Stadion.
- Penyanyi rekaman pria terbaik, album Anak Wayang, BASF Award XI, 18 April 1996.
- Penyanyi solo terbaik Country/Balada, Anugrah Musik Indonesia - 1999.
- Presents This Certificate To Iwan Fals In Recognition Of The Contribution To Cultural Exchange Between Korea and Indonesia, 25 September 1999.
- Penyanyi solo terbaik Country/Balada AMI Sharp Award (2000).
- Video klip terbaik lagu Entah, Video Musik Indonesia periode VIII - 2000/2001.
- Triple Platinum Award, Album Best Of The Best Iwan Fals, PT Musica Studio's - Juni 2002.
- Pada 29 April 2002 Iwan Fals di Nobatkan Sebagai Asian Heroes yaitu Sebagai Salah Satu “Pahlawan Besar Asia”,
- 6th AMI Sharp Award, album terbaik Country/Balada.
- 6th AMI Sharp Award, artis solo/duo/grup terbaik Country/Balada.
- Pemenang video klip terbaik edisi - Juli 2002, lagu Kupu-Kupu Hitam Putih, Video Musik Indonesia, periode I- 2002/2003.
- Penghargaan album In Collaboration with, angka penjualan di atas 150.000 unit, PT Musica Studio's - Juni 2003.
- Triple Platinum Award, album In Collaboration with, angka penjualan di atas 450.000 unit, PT Musica Studio's - November 2003.
- 7th AMI Award 2003, Legend Awards.
- 7th AMI Award 2003, Penyanyi Solo Pria Pop Terbaik.
- Penghargaan M Indonesia 2003, Most Favourite Male.
- SCTV Music Award 2004, album Ngetop! (pop) In Collaboration with.
- SCTV Music Award 2004, Penyanyi Pop Ngetop.
- Anugrah Planet Muzik 2004.
- Generasi Biang Extra Joss - 2004.
- 8th AMI Samsung Award, Karya Produksi Balada Terbaik.
- SCTV Music Award 2005, album pop solo ngetop Iwan Fals In Love.
- With The Compliment Of Metro TV.
- Partisipasi dalam acara konser Salam Lebaran 2005, PT Gudang Garam Indonesia.
- 6 Album Iwan Fals Swami, Sarjana Muda, Kantata Takwa, Mata Dewa, Orang Gila, Aku Sayang Kamu! Masuk dalam 150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa pada Tahun (2007)
- Mendapatkan Talk Less Do More Award sebagai salah satu Class Music Heroes 2009.
- Lagunya bersama {Swami} yang berjudul [Bongkar] menerima penghargaan 150 lagu terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone peringkat 1.
- Penghargaan Satyalancana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia (2010)
- Penghargaan "LIFETIME ACHIEVEMENT AWARDS" The Legend Iwan Fals 40 Tahun Berkarya di Dunia Musik Indonesia dari NET. di Indonesian Choice Awards (2014)
oleh zerrofarasta
0 komentar:
Posting Komentar